Senin, 24 Februari 2014

Don't






Don’t

.
.

MeyMey8495
Present
~~Don’t~~

Brakk!!
Bantingan pintu seketika membuat ruangan itu terasa sangat tegang. Wajar bukan? Pintu Ruang Presdir itu di banting sangat keras oleh sang presdir itu sendiri. Raut wajahnya yang tampan , sangat mempesona tetap tidak menandakan situasi yang amankan.
Devano, Restafian Devano. Presdir Restafian crop itu keluar dari ruangannya dengan wajah yang tidak bisa di artikan. Datar, namun… dia melangkah menuju lift yang ada lurus dengan pintu ruang-an nya.
BRAKK!!
“RESTAFIAN DEVANO, KAU…” seorang perempuan mungil menghentikan langkah presdir tampan tadi dengan teriakannya. Walau di berteriak seakan-akan mau membunuh, menerjang dan menghabisi presdir itu tapi tetap tidak dapat di bohongi dia melihat Devano dengan penuh harap. Kondisi di luar ruangan itu jelas sangat tegang melihat itu semua.
“kau…”cicit wanita itu. Matanya kini sudah tidak sanggup menahan air yang ingin keluar.
Tes….
Seketika rungan itu semakin menegang melihat air mata menetes dari perempuan itu. Perempuan itu—Kemitha . Tunangan—tidak, Perempuan yang dalam hitungan dua kali dua puluh empat jam akan menjadi nyonya Restafian ini menangis. Kemitha bukan tipe perempuan cengeng yang sering menangis, walaupun kesal, benci, sedih dan sebagainya dia lebih suka memilih diam. Wajar bukan semua orang di situ terperangah dengan Kemitha yang seperti ini.
“kau… pasti bohong.” Cicitnya lagi. Walau matanya tajam menatap Devano tapi tetap saja air matanya tidak berhenti.
“Kemitha…” kali ini ganti Devano yang mencicitkan suaranya. Matanya menatap manik mata Kemitha yang menatapnya tajam.
“jangan pergi.” Kata itu saja yang keluar dari mulut perempuan itu tapi cukup membuat Devano dan Orang-orang yang menyaksikannya merasa terancam.
Devano berjalan mendekati Kemitha lalu menarik dagunya menciumnya dengan lembut. Lalu menatap manik itu lagi dengan lembut dan berusaha meyakinkan perempuan keras kepala itu.
“aku pasti datang. Aku pasti kembali tepat waktu sebelum pernikahan kita. Aku janji. Kau boleh membunuhku kalau aku melanggar.” Kata Devano. Tak peduli semua orang di ruang itu memerhatikan adegan cinta mereka.
“kau bohong…” lirih Kemitha. Airmatanya pun keluar lagi. Semakin menyakiti hati Devano. Siapa yang tidak sakit melihat orang yang paling di cintainya menangis, memohon dan merintih seperti ini?
“kumohon jangan per—“ belum selesai Kemitha bicara bibirnya sudah di bungkam oleh Devano. Kemitha memberontak tanda dia tidak menikmati ciuman lembut itu.
“ KEMITHA” bentak Devano setelah melepaskan Kemitha dari ciuman hangatnya. Bentakkan Devano jelas membuat Kemitha langsung diam.
“dengar kan aku...” kata Devano mengambil jeda dan menarik dagu Kemitha, memaksanya menatap manik milik Devano.
“maaf tuan, mobil anda sudah siap.” Kata seseorang di belakang Devano menginterupsi kontak mata Kemitha dan Devano.
“Tunggu saja di bawah.” Kata Devano tanpa berpaling dari wajah Kemitha.
Hati Kemitha langsung melengos begitu mendengar kata-kata Devano barusan. Devanonya tidak mau mendengarkannya. Untuk apa lagi dia disini?
Kemitha melepaskan pegangan satu tangan Devano di tangan kanannya lalu berbalik. Namun Devano yang tersadar dengan respon Kemitha barusan langsung kembali menghentakkan Kemitha hingga dia kembali menghadapnya.
“Nyonya Restafian Kemitha…” desisnya.
“Dengarkan aku, hanya keluar kota dan itu hanya membutuhkan waktu empat jam, lalu aku akan kembali. Dan ku pastikan kau menjadi Restafian.” Katanya tajam, tegas dan penuh keyakinan. Devano lalu berbalik dan masuk kedalam lift yang pintunya terbuka itu.
Masih jelas dimatanya beberapa detik lalu Devanonya tersenyum kearahnya sebelum menghilang di telan pintu lift yang tertutup itu. Seketika tubuhnya merosot jatuh terduduk dan air matanya yang sempat berhenti mengalir kembali dan semakin deras.
“Devano Bodoh! kenapa kau tidak mau dengar? Kau pasti akan berbohong. Jantung bodoh! Kenapa tidak mau berhenti berdetak? Sakit…” lirihnya. Sambil menatap pintu lift itu.
Cukup lama Kemitha menatap pintu lift itu, namun jelas dan kini ia yakin Devanonya tak akan kembali keluar dari dalam pintu itu.
“hahaha….” Tawanya hambar. Orang-orang di sekitarnya hanya merinding melihat Kemitha tertawa lirih seperti itu. Tak ada yang berani mengusik calon nyonya Restafian itu.
Kemitha berdiri lalu masuk ke ruangan Devano, hal itu sedikit mengurangi ketenggangan di luar. Tidak ada yang tau Kemitha kini sedang sibuk membenahi hatinya.
Kemitha berjalan menuju meja kerja Devano dan mengambil pigura diatas meja itu. Fotonya dengan Devano. Mata itu, hidung itu, dan senyum itu. Kenapa rasanya sangat ia rindukan.
“Buang firasat buruk itu Kemitha bodoh! Dia berjanji akan kembali!” kata Kemitha melempar pigura itu ke atas meja kerja lalu berbalik mengambil tasnya yang berada di sofa depan meja kerja itu. Kemitha lalu berjalan menuju pintu namun belum dia membuka pintu dia berhenti. Berhenti hanya menatap pintu itu dalam- dalam. Kemitha lalu berbalik menatap seluruh ruangan itu, seperti tidak ada sudut yang ingin dilewatinya.
“kau sudah janji. Jangan sampai firasat buruk ini benar-benar menjadi nyata” gumamnya entah pada siapa.
Kini matanya menatap tajam pada meja kerja milik kekasihnya itu. “kau sudah janji” gumamnya lalu berbalik benar-benar meninggalkan ruang itu. Pergi dari kantor kekasih sekaligus calon suaminya itu.
.
.
.
“kau sudah dengar?” kata seorang perempuan imut itu pada laki-laki tampan yang berada di kasir.
“Hah…” desah laki-laki itu. “biarkan saja Neilla. Dia harus menenangkan dirinya.”
“tapi kita tidak bisa hanya diam saja dan melihat Kemitha seperti itu! Dia sangat mengganggu.”
“Neilla… dia—kita tidak bisa menyalahkannya. Biarkan saja sampai dia bisa membuang firasat buruknya itu.” Kata Alfa dibalas anggukkan perempuan yang di panggil Neilla itu.
.
.
.
“dia masih di sini Alfa?” kata seorang perempuan yang baru datang itu menghampiri Alfa yang berada di kasir.
“ia, dia masih di sini. Dia sudah ada di sini dari tadi sore.” Jawab Alfa.
“berarti dia langsung ke sini yah” guman perempuan itu “kalau begitu aku kesana, ohya. Kenapa kau belum menutup cafĂ©nya? Ini sudah terlalu larut, bukan?” kata perempuan itu padaAlfa.
“ini aku sudah mau menutupnya.”kata Alfa keluar dari meja kasir sedangkan Perempuan itu berjalan kearah Kemitha.
“Thalita” panggil Alfa. Lalu menatap perempuan itu dalam seakan mengatakan sesuatu.
“aku mengerti.” Kata Perempuan yang di panggil Thalita itu.
.
.
.
“Sudah puas melamunnya Kemitha?” kata Thalita membuyarkan Kemitha dari lamunannya. Padahal sudah dari lima menit yang lalu Thalita duduk di depannya namun ia tidak menyadarinya. Kemitha hanya menatap lurus namun pandangannya kosong entah kemana.
“Thal?…” kata Kemitha tersadar.
“aku sudah dengar. Sampai kapan kau selalu percaya dengan firasatmu?”
“kalau kau datang hanya untuk itu lebih baik—“
Tertt…Tertt…
Handphone Kemitha yang berada di atas meja menampakkan nomor yang tidak di kenal. Ada panggilan masuk rupanya.
Kemitha lebih memilih mengangkatnya dari pada mendengarkan perempuan di depannya itu.
Thalita yang sudah sangat mengenal Kemitha sangat mengerti kalau perempuan itu menghindar lalu mengangkat telponnya.
Thalita hanya memerhatikan gerak-gerik Kemitha. Ada yang aneh. Matanya tiba-tiba kosong seperti menerawang. Seketika Thalita merinding melihatnya.
‘Jangan…’ lirih Thalita dalam hati.
.
.
.
Perempuan itu tampak angkuh dengan kacamata hitamnya. Dress hitam yang membalut tubuhnya membuat dia tampak menawan. Dinginnya angin yang berhembus tampak tidak bisa menggoyahkannya. Bagai menara tinggi yang takkan hancur.
Pandangan Perempuan itu hanya tertuju pada satu titik. Makam. Makam yang terukirkan sebuah nama….
Nama Restafian Devano.
“pembohong…” desis perempuan itu dibawa angin.
“kau tidak pernah kembali…” gumamnya “pembohong…” cicitnya lagi.
.
.
.
Thalita, Alfa dan Neilla hanya bisa miris melihat Kemitha dari jauh.
“ternyata firasat itu nyata” gumam alfa namun masih dapat di dengar Thalita dan Neilla. Mereka hanya mengangguk mengiyakan Alfa.
.
.
END

.
.
Note:
Silahkan dikomentari. Saya masih terus belajar dari segala macam jenis komentar baik iru komentar baik dan buruk.
 
Hello Every boddy :)

MeyMey 8495 merupakan official blog milik Mey...

Mey akan memosting cerita-cerita baik itu Cerpen, Puisi , Novel pendek ataupun Fanfiction.